Kamis, 17 Maret 2016

Kesalahan Ejaan dan Diksi Pada Sebuah Artikel (Tugas Bahasa Indonesia 2)


 
A. EJAAN
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan.
Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:
1. Aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad. 
2. Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis.
3. Aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

B. DIKSI
Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

TUGAS:
1.      Ambillah sebuah artikel dari media massa cetak atau media masa lainnya.
2.      Carilah kesalahan ejaan dan diksinya.

Di bawah ini terdapat artikel yang menurut saya memiliki ejaan dan diksi yang salah.

Subsidi BBM Ratusan Triliun Jebol, Ini Alasan Pemerintah

Jakarta -Kuota atau jatah BBM subsidi tahun ini sebesar 44,04 juta kiloliter (KL) atau sekitar Rp 219 triliun kembali jebol untuk kedua kalinya. Saat ini pemerintah mengajukan tambahan kuota BBM subsidi sebesar 1,2 juta KL. Ini alasan pemerintah.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini mengatakan, kembali jebolnya kuota BBM subsidi adalah karena upaya-upaya penghematan konsumsi tidak berjalan sebagai mana mestinya.

"Awalnya dulu pertama kali menghitung kuota BBM subsidi kita desain 45,26 juta KL. tTetapi setelah rapat dengan kementerian, kita hanya meminta 44,04 juta KL (ke DPR)," kata Rudi usai menghadiri acara diskusi BP Migas ke SKSP Migas: Dampak, Tindakan dan Langkah ke Depan, Gedung Binasentra, Bidakara, Jakarta, Kamis (29/11/2012).


Dikatakan Rudi, namun setelah disepakati 44,04 juta KL, di Kementerian Keuangan hanya menyiapkan uang cuma sampai 43,5 juta KL.

"Itu kan yang terjadi. Oleh karena itu ketika situasi seperti ini, oke deh kejar 44,04 juta KL. Coba dikitir (pengurangan suplai jatah di SPBU), masalahnya kalau tidak dikitir tanggal 22 Desember, BBM subsidi bakal habis," ucap Rudi.

Rudi membantah jika pemerintah sejak awal salah dalam perhitungan jumlah kuota BBM subsidi. Karena dari dulu pemerintah memang sudah meminta kuota BBM subsidi 45,26 juta KL.

"Tidak salah, karena kita dulunya memang minta 45,26 juta KL. Sekarang kita coba minta jadi ke 44 juta KL dengan catatan ada program penghematan dan konversi BBM ke BBG tidak terlaksana dengan baik terutama program konversi ke BBG yang gagal," tambah Rudi.

Selain itu, kuota tambah jebol lagi karena adanya pencurian BBM subsidi dan pembelokan pendistribusian BBM subsidi dari depo tidak sampai ke SPBU.

"Ditambah lagi ada pencurian dan pembelokan yang kita tidak bisa prediksi," cetus Rudi.

Seperti diketahui, anggaran subsidi BBM di 2012 meningkat dari Rp 137 triliun menjadi Rp 219 triliun akibat adanya tambahan kuota BBM subsidi dari 40 juta KL menjadi 4,4 juta KL. Tapi ternyata jatah tersebut belum cukup dan pemerintah minta tambahan lagi 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.

Dalam APBN-P 2012 disetujui anggaran subsidi energi Rp 225 triliun, dengan rincian subsidi BBM Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun.

Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto pernah mengatakan, subsidi BBM tidak tepat lagi. Harga seliter BBM subsidi yang lebih murah dari 1 botol air mineral, sudah tidak masuk akal.

Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.

"Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya, seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu," paparnya.

Laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) juga mengatakan, seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang jumlahnya lumayan. Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang diselundupkan di Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.

Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per liter.

Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh makin lebarnya perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi.

"Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan mereka," kata Jero.

                                                             
No.
Kalimat  / Kata yang salah
Perbaikan
1.
Jebol
Melampaui batas
2.
Kembali jebolnya kouta
Kembali lebihnya batas kuota
3.
Awalnya dulu pertama kali
Pertama kali
4.
Gedung Binasentra
Di Gedung Binasentra
5.
Di Kementrian Keuangan
Kementrian Keuangan
6.
Cuma
Hanya
7.
Itu kan yang terjadi
Itu yang terjadi
8.
Oke deh kejar 44,04 juta KL
Akan diusahakan hingga
9.
Dikitir
Dikurangi
10.
Bakal
Akan
11.
Tidak salah, karena kita dulunya memang minta 45,26 juta KL, sekarang kita coba minta jadi 44 juta KL dengan catatan yang ada…..
Tidak salah, karena kita dulu memang meminta 45,26 juta KL, Sekarang kita coba menjadi 44 juta KL dengan catatan ada…...
12.
Pembelokan
Pengalihan
13.
Cetus
Ungkap
14.
Dan pemerintah minta tambahan lagi 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun
Dan pemerintah meminta tambahan 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun
15.
Seliter
Satu liter
16.
Geliat
Perkembangan
17.
Ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu.
Yang menikmati hanya pengusaha dan orang mampu
18.
Membekingi
Membantu
19.
Lebarnya
Besarnya
20.
Tangkap
Menangkap

Sumber : http://finance.detik.com/read/2012/11/29/124522/2104863/1034/subsidi-bbm-ratusan-triliun-jebol-ini-alasan-pemerintah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar