BAB I PEMBELIAN
Sub Pokok bahasan : 1. Proses Keputusan Membeli
2.
Memilih Alternatif Terbaik
3.
Memilih Sumber-sumber Pembelian
A. Proses
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian
merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh
penjual. Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler & Armstrong (2001:
226) adalah tahap membeli dalam proses pengambilan keputusan membeli di mana
konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
Keputusan pembelian
menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih
alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat
membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan.
Menurut (Kotler, 2000:204)
tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati
lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian
Informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan
Membeli
e. Tingkah
laku pasca pembelian
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan Masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana
pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan
antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian Informasi
Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi
tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat
memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila
tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan
pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Pengaruh
relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada
umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari
sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling
efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting
dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu
pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi
pembeli
c. Evaluasi
alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat
pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.
Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan
atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda
terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing.
Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek
mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan
kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang
berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat
beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur
evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada
masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen
menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain,
konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka
membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang
konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya
pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran
pembelian.
d. Keputusan
Membeli
Dalam
tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli.
Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan
untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari
orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua
adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat
produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan
bisa menambah niat pembelian.
e. Tingkah
laku pasca pembelian
Tahap
dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan
pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan
antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk
tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan
konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
Konsumen
mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual,
teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi
produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan.
Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar
ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat
pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.
B. Memilih
Alternatif Terbaik
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka
mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap
berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan
atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam
pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang
berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk
disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
Analisis
Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan
keputusan konsumen:
·1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara
rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu
membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari
kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternative
yang terbaik, disebut economic man.
·2. Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver.
Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi
informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada
pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk.
Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali
cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan
seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya
(heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen
membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan
produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan
juga dibeli berdasarkan emosi.anggapan emotional man itu tidak rasional adalah
tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan
keputusan yang rasional.
Model Sederhana untuk menggambarkan pengambilan keputusan
konsumen.
Pengaruh
Eksternal
Usaha-usaha
pemasaran Lingkungan social budaya: keluarga, sumber informal, sumber non
komersial, kelas social, budaya dan sub budaya.
Pengambilan
Keputusan Pada Konsumen
a. Sadar akan
kebutuhan
b. Mencari sebelum
membeli
c. Mengevaluasi
alternative
Area
psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap
Perilaku
Setelah Keputusan Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang
Evaluasi Setelah Pembelian
-
Input
Komponen
input merupakan pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk
tertentu yang mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan
perilaku konsumen.
-
Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil
keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu,
mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen
terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi
terhadap berbagai alternatif.
-
Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan,
yaitu :
Perilaku beli dan Evaluasi pasca beli.
Perilaku beli dan Evaluasi pasca beli.
Jenis-jenis situasi dalam proses pengambilan keputusan konsumen:
A. Situasi Komunikasi :
Situasi pada waktu konsumen menerima informasi,mempengaruhi
perilaku konsumen. Bila konsumen sedang membutuhkan produk, maka dia akan
berada dalam situasi yang kondusif untuk menerima informasi itu dan membentuk
persepsi yang penting tentang produk. Apabila seseorang baru saja mengetahui bahwa
dia gagal dalam ujiannya, dia tidak akan memperhatikan komunikasi pemasaran
yang sedang berlangsung.
b. Situasi Pembelian :
Situasi dapat pula mempengaruhi situasi pembelian. Bila
seseorang berbelanja sendiri, dia tidak akan melakukan banyak pencarian
informasi, seperti apabila dia pergi dengan teman-temannya ataupun keluarganya.
c. Situasi Penggunaan :
Pada waktu orang ingin menjamu tamu yang penting bagi dia,
dia tidak akan memakai alat-alat makan yang biasa dia pakai, tetapi akan membutuhkan
peralatan makan yang lebih bagus.
d. Situasi Penggantian Produk :
Keputusan untuk membuang bungkus produk sebelum dan sesudah
konsumsi, dan keputusan untuk menyingkirkan produk yang sudah tidak dipakai
lagi.
Sifat-sifat Pengaruh Situasional
Pengaruh situasional adalah faktor-faktor yang penting dalam
waktu dan di tempat pengamatan yang tidak ada hubungannya dengan atribut
pribadi ataupun stimulus, mempunyai efek yang sistematis dan bisa dilihat, terhadap
perilaku seseorang. Jadi, situasi merupakan faktor-faktor di luar dan
dipisahkan dari produk dan atau iklan tentang produk yang mempengaruhi
konsumen. Konsumen tidak merespon stimulus pemasaran itu saja, tetapi
bersama-sama dengan situasi
C. Memilih Sumber-Sumber Pembelian
a. Motivasi
Merupakan
kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan
ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa
haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik
yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan
untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh teori
Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus),
disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri).
b. Belajar
Proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar.
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh
kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh
seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang
baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat
yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c. Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi
ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang
juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang
dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan
produk.
BAB II SUMBER DAYA KONSUMEN dan
PENGETAHUAN
Sub pokok bahasan: 1.
Sumber Daya Ekonomi
2.
Sumber Daya Sementara
3.
Sumber Daya Kognitif
1. Sumber
Daya Ekonomi
adalah segala sumber daya yang dimiliki berupa barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik itu yang berasal dari sumber daya
alam (SDA) maupun dari sumber daya manusia (SDM) yang dapat memberikan manfaat
atau keuntungan (benefit), serta dapat diolah sebagai modal dasar dalam
pembangunan ekonomi. Sumber daya ekonomi merupakan salah satu bentuk dari
sumber daya konsumen. Sumber daya Ekonomi terdiri dari:
a. Sumber Daya Alam
(SDA)
Semua sumber / kekayaan yang berasal dari alam (Tanah, air,
angin, cahaya matahari, mineral, dsb). Contoh: Sumber daya tanah dapat
dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan, lalu hasil perkebunan tersebut dijual
sehingga menghasilkan keuntungan.
b. Sumber Daya
Manusia (SDM)
Semua kegiatan manusia baik jasmani (fisik) maupun rohani
yang bertujuan untuk kegiatan produksi. Contoh: Petani, nelayan, buruh,
karyawan, pegawai, dll.
c. Sumber Daya
Kewirausahaan
Suatu sikap, perilaku, semangat seseorang dalam menangani
sebuah usaha atau kegiatan ekonomi, sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Contoh: Pengusaha kain, pengusaha tahu & tempe, pengusaha peternakan,
dll.
d. Sumber Daya Modal
Sumber daya yang dibuat oleh manusia baik berupa uang maupun
barang yang dapat digunakan dalam membantu proses kegiatan produksi. Contoh:
Uang, bahan baku, bahan bakar, mesin, bangunan / gedung untuk tempat produksi,
dll. Sumber daya ekonomi mempengaruhi sumber daya konsumen, atau biasa dikenal
dengan potensi ekonomi. Keadaan ekonomi konsumen sangat mempengaruhi konsumen
tersebut dalam mengambil sebuah keputusan. Keputusan konsumen sehubungan dengan
produk sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang dimiliki pada
saat ini maupun pada masa yang akan datang.
2. Sumber
Daya Sementara
Sumber daya sementara adalah sumber daya yang bisa menghemat
waktu, keinginan manusia ingin membeli barang dan jasa yang tujuananya
menghemat waktu yang ada. Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam
memahami perilaku konsumen. Karena konsumen mayoritas semakin mengalami
kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan
untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Sumber daya kognitif
Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu
(time goods).
-
Barang yang menggunakan waktu
seperti menonton tv, tidur, bermain, dll.
-
Barang penghemat waktu seperti rice
cooker, oven microwave, mesin cuci, blender, dll.
3. Sumber
Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk
secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya
dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh
cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini
digolongkan ke dalam konstruktivisme.
4. Kandungan Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait
dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Dalam hal ini
pengetahuan konsumen amat diperlukan. Karena, hal ini dapat mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak
yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada
pengetahuan. Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam, yaitu Pengetahuan
Produk, Pengetahuan Pembelian, Pengetahuan Pemakaian.
1. Pengetahuan
Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk.
Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi produk atribut atau
fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk :
- Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk Seorang
Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri
atau atribut dari produk tersebut. Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan
yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik atau atribut dari suatu
produk. Hal ini disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan
mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.
Pengetahuan yang lebih banyak akan memudahkan konsumen dalam memilih produk
yang akan dibelinya.
- Pengetahuan Manfaat Produk Seorang Konsumen mengkonsumsi
gula rendah kalori karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi
kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen. Setelah mengkonsumsi gula
rendah kalori yaitu dapat menghindari penyakit diabetes. Inilah yang disebut
sebagai pengetahuan tentang manfaat produk.
2. Pengetahuan Pembelian terdiri atas
pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk
yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih
senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah
mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan
konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian.
3. Pengetahuan
Pemakaian yaitu suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika
produk tersebut telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tsb bisa
memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus
bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen
berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui
cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting
bagi konsumen.
5. Organisasi
Pengetahuan
Pengetahuan organisasi ini
dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan
manajemen pengetahuan mempromosikan. Pengetahuan organisasi mencakup skema
klasifikasi yang mengatur bahan-bahan pada tingkat umum (seperti buku-buku di
rak), judul-judul subjek yang menyediakan akses yang lebih rinci, dan otoritas
file yang mengontrol versi varian informasi penting (seperti nama-nama
geografis dan nama-nama pribadi).
Istilah pengetahuan organisasi ini
dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan
mempromosikan manajemen pengetahuan Sistem pengetahuan organisasi yang mencakup
Mengatur skema Klasifikasi bahan-bahan pada tingkat umum (seperti buku-buku di
rak), judul-judul subjek yang menyediakan akses lebih terperinci, dan Otoritas
varian versi file yang mengontrol informasi kunci (seperti nama-nama dan nama
Geografis -nama pribadi). Mereka juga termasuk kurang-skema tradisional,
seperti jaringan semantik dan ontologi. Mereka juga termasuk kurang-skema
tradisional, seperti jaringan semantik dan ontologi. Karena sistem organisasi
pengetahuan mekanisme untuk mengorganisir informasi, mereka berada di jantung
dari setiap perpustakaan, museum, dan arsip. Karena mekanisme sistem
pengetahuan organisasi untuk mengorganisir informasi, mereka berada di jantung
dari setiap perpustakaan, museum, dan arsip.
Sistem organisasi pengetahuan
digunakan untuk mengatur bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk
mengelola koleksi. Sistem pengetahuan organisasi Digunakan untuk Mengatur
bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk mengelola koleksi. Sebuah KOS
berfungsi sebagai jembatan antara kebutuhan informasi pengguna dan materi dalam
koleksi. Sebuah berfungsi KOS Sebagai jembatan antara kebutuhan pengguna
informasi dan materi dalam koleksi. Dengan itu, pengguna harus dapat
mengidentifikasi objek menarik tanpa pengetahuan sebelumnya keberadaannya.
Dengan itu, pengguna harus dapat
mengidentifikasi objek menarik tanpa pengetahuan sebelumnya keberadaannya. Baik
melalui browsing atau mencari langsung, baik melalui tema pada halaman Web atau
situs mesin pencari, para KOS membimbing pengguna melalui proses penemuan. Baik
melalui mencari atau browsing langsung, baik melalui tema pada halaman Web atau
situs mesin pencari, para KOS membimbing pengguna melalui proses penemuan.
Selain itu, Koss mengijinkan penyelenggara untuk menjawab pertanyaan mengenai
cakupan pengumpulan dan apa yang dibutuhkan untuk melengkapi itu. Selain itu,
Koss mengijinkan Penyelenggara untuk menjawab pertanyaan mengenai cakupan
Pengumpulan dan apa yang dibutuhkan untuk melengkapi itu.
6. Mengukur
Pengetahuan
Pengukuran pengatahuan objektif
(objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah
disimpan oleh konsumen di dalam ingatan. Ukuran pengetahuan objektif, yang
berfokus pada potongan informasi khusus yang mungkin diketahui konsumen. Dan
pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran
pengetahuan subjektif (subjective knowledge).
Pengetahuan ini sireflesikan oleh
pengukuran yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan
mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka
sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Ukuran
pengetahuan subjektif berrpusat di sekitar kesan konsumen mengenai pengetahuan
total dan keakraban mereka.
Akhirnya, pertimbangan diberikan
pada metode alternatif untuk pengukuran pengetahuan. Pengalaman pembelian atau
pemakaian, walaupun tentu saja berhubungan dengan pengetahuan, tidak harus
memberikan indikasi yang akurat mengenai beberapa persisnya informasi yang
dimiliki konsumen.
BAB
III SIKAP, MOTIVASI, dan KONSEP DIRI
Sub Pokok Bahasan:
1. Komponen Sikap
2. Sifat-sifat Sikap
3. Pentingnya Feeling
dalam Memahami Sikap Konsumen
4. Penggunaan Sikap
dan Maksud Untuk Memperkirakan Perilaku Konsumen
5. Memahami Kebutuhan
Konsumen
·
·
Sikap
Kata sikap (attitude), berasal dari
bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body,
and Way of feeling, thinking or behaving”. Sikap adalah cara menempatkan atau
membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Berikut ini
adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli yaitu : Menurut Thomas (1918)
dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang
melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara
tertentu. Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat ke dalam bahasan ilmu
sosial pertama kali oleh Thomas, sosiolog yang banyak menelaah kehidupan dan
perubahan sosial, yang menulis buku Polish Peasant in Europe and America:
Monograph of an Immigrant Group yang merupakan hasil riset yang dilakukannya
bersama Znanieck. Dalam buku tersebut, Thomas dan Znanieck membahas informasi
sosiologi dari kedua sudut individualistik dan subjektivistik. Menurut
pandangan mereka dua hal yang harus diperhitungkan pada saat membahas kehidupan
dan perubahan sosial adalah sikap individu dan budaya objektif (objective
cultural).
·
Motivasi
Kata motivasi berasal dari Bahasa
Inggris adalah “Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah
dipinjam oleh Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya
tujuan. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan
seseorang dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai
tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen utama dalam motivasi antara lain :
intensitas, arah, dan ketekunan. Pengertian motivasi menurut beberapa ahli :
Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin
dicapai melalui perilaku tertentu”. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan,
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan
percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
·
Konsep Diri
Konsep diri merupakan suatu bagian
yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Pengertian
konsep diri menurut beberapa ahli : Menurut Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri
adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan
objek, tujuan serta keinginannya. Menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986)
menyatakan bahwa, konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara
utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual.
1.
Komponen
Sikap
Ada
tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) yaitu:
a. Kognitif (cognitive)
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau
apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia
akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek
tertentu.
b. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap
suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang
dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
2.
Sifat-sifat
sikap
Seperti kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi
menjadi dua sifat yaitu sifat negatif dan sifat positif. Sifat negatif
menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, memberi ataupun tidak menyukai keberadaan
suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan kecenderungan untuk
menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek
tertentu. Sikap selain memiliki dua sifat, juga memiliki beberapa ciri-ciri
antara lain :
a. Sikap selalu menggambarkan hubungan subjek
dengan objek
b. Sikap
tidak dibawa sejak lahir tetapi “dipelajari” berdasarkan pengalaman dan latihan
c. Karena
sikap dapat “dipelajari” maka sikap dapat diubah meskipun sulit
d. Sikap
tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuhi
e. Sikap
tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang
menjadi pusat perhatiannya.
f. Dalam
sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.
3.
Penggunaan
Multiatribute Attitude Model Untuk Memahami Sikap Konsumen
Kepercayaan
konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah
akibat dari pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen
adalah pengetahuan konsmen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya.
Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan
atributnya kepada konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap
berbagai atribut tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara lain
:
1. Sikap positif, negatif,
netral
2. Keyakinan sikap
3. Sikap memiliki objek
4. Konsistensi sikap
5. Resistensi sikap.
Berikut
penggunaan multi atribut attidude ada tiga yaitu :
1. Theattribute-toward-objectmodel:
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu
kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan
evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena
telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap
selanjutnya.
2. Theattitude-toward-behaviormodel
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui
tingkah laku daripada sikap terhadap objek.Pembentukan sikap konsumen akan
ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3. Theoryof-reasoned-actionmodel
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya
didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek
itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan
menentukan tingkat kepuasan.
1. Pentingnya feeling dalam Memahami Sikap Konsumen
Azwa (1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembetukan
sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
emosi dalam individu.
a. Pengalaman pribadi
Middlebrook (dalam Azwar 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang
dmiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk
sikap negative terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika
yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, karena penghayatan
akan pengalama lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b. Pengaruh orang lain
yang dianggap penting individu pada umumnya cenderung memiliki sifat yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang didorong
oleh oleh keiinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghidari konflik.
c. Pengaruh Kebudayaan
Burrhus Frederic Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan pengaruh
lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian
merupakan pola perilaku yang konosisten yang menggambarkan sejarah
reinforcement yang kita alami (Hergenhandalam azwar, 1995). Kebudayaan
memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaanlah
yang menanamkan garis penpgrah sikap individu terhadap berbagai masalah.
d. Media massa berbagai
bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain
mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat
pesar-pesan sugestif akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
e. Lembaga pendidikan dan
lembaga agama. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu system
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan
dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan
buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan system kepercayaan
maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut
berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.
2. Penggunaan Sikap dan Maksud Untuk Memperkirakan Perilaku Konsumen
Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3
postulat guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan
perilaku, yaitupostulat of consistency, postulat of independent variation,
dan postulate of contigent consistency.
Berikut ini penjelasan tentang ketiga postulat
tersebut :
1. Postulat Konsistensi
Postulat konsistensi mengatakan
bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat untuk memprediksikan apa
yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada suatu objek sikap. Jadi
postulat ini mengasumikan adanya hubungan langsung antara sikap danperilaku.
2. PostulatVariasi Independen
Postulat ini mengatakan bahwa
mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku karena sikap dan
perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri,
terpisah dan berbeda.
3. Postulat Konsistensi Kontigensi
Postulat konsistensi kontigensi
menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh
faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok
dan lain sebagainya, merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah
hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku
dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu
situasi ke situasi lainnya. Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal dalam
menjelaskan hubungan sikap dan perilaku.
3.
Memahami
Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
·
Fisiologis.
Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup
lainnya.
·
Keamanan.
Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
·
Afiliasi dan
pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi
mereka.
·
Prestasi.
Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
·
Kekuasaaan.
Keinginan untuk mendapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
·
Ekspresi
diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting
oleh orang lain.
·
Urutan dan
pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan,
pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
·
Pencarian
variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih
kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi.
·
Atribusi
sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
Berikut contoh jurnal - jurnal yang berkaitan dengan tugas:
No
|
Judul
|
Tahun
|
Penulis
|
Latar
Belakang
|
Metode
|
Hasil
/ Kesimpulan
|
1.
|
Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Konsumen Pada
Produk Minuman Berisotonik
Pocari Sweat
|
2012
|
Edin
S. Djatikusuma dan Wanda Getrycia
|
PT. Amerta Indah Otsuka dengan
mereknya “Pocari Sweat” menjadi
pemimpin pasar minuman
berisotonik.
Pada tahun 2012 ini saja, pocari
sweat
kembali menduduki peringkat
pertama
mengulangi prestasi di tahun-tahun
sebelumnya pada Top Brand Awards
dengan kategori minuman isotonic dengan
market share
sebesar 50,1%
mengalahkan pesaing lainnya.
|
Metode
penelitian yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, analisis
regresi berganda, analisis koefisien determinasi, uji t, dan uji f
|
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel
harga, kualitas produk, dan promosi terhadap
keputusan pembelian produk minuman
Pocari Sweat di Palembang.
Berdasarkan
hasil analisis data
diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
a.Harga, kualitas produk dan
promosi
secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen
pada produk minuman berisotonik
Pocari Sweat.
b. Kualitas produk
merupakan faktor
yang paling berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
konsumen pada produk minuman
berisotonik Pocari Sweat.
|
2.
|
Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen Pengaruhnya
terhadap Keputusan Pembelian Produk PT. Rajawali Nusindo Cabang Manado
|
Jurnal
riset ekonomi, manajemen, bisnis dan akuntansi volume 1. No 4 (2013)
|
Hizkia Elfran Mawey (Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado)
|
Pemasaran
dalam mengukur keberhasilannya diperlukan kemampuan untuk mempertahankan
suatu produk dan meningkatkan pangsa pasar (Kotler, 2006:215). Salah satu
ukuran agar pangsa pasar tetap dapat di pertahankan yaitu dengan
diperhatikannya berbagai macam perilaku konsumen yang mendorong keputusan
konsumen untuk membeli produk Rajawali Nusindo. Pada tahap atau proses
psikologis terdapat setidaknya beberapa faktor kunci yaitu motivasi, persepsi,
dan sikap, yang mempengaruhi respon konsumen terhadap berbagai stimuli
pemasaran.Rajawali Nusindo sendiri adalah perusahaan ditributor produk-produk
farmasi yang telah beroperasi di Manado. Hingga sekarang PT.Rajawali Nusindo
telah mendistribusikan banyak sekali produk farmasi dan lain-lain. Seperti
perusahaan ditributor pada umumnya PT.Rajawali Nusindo beroperasi berdasarkan
permintaan konsumen.
|
Metode penelitian ini menggunakan Uji
Validitas dan Reabilitas,
Analisis Regresi Linear Berganda, Uji F (Uji
koefisien regresi secara bersama-sama), dan Uji t (Uji koefisien regresi secara parsial)
|
Motivasi, Persepsi, dan Sikap
secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Produk di PT.
Rajawali Nusindo. Implikasi dari penelitian ini yaitu model penelitian ini
yaitu Motivasi Konsumen, Persepsi Konsumen, serta Sikap Konsumen merupakan
salah satu model yang dapat memprediksi keputusan pembelian khususnya pada
keputusan pembelian konsumen pada produk PT.Rajawali Nusindo cabang Manado
dan sekitarnya.
2. Motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk PT. Rajawali Nusindo.
Implikasi dari penelitian ini yaitu motivasi konsumen merupakan variabel
prediktor terhadap keputusan pembelian khususnya pada keputusan pembelian
konsumen dalam produk PT.Rajawali Nusindo cabang di Manado. Walau begitu
motivasi konsumen dalam model penelitian ini merupakan variabel yang dominan
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen.
3. Persepsi berpengaruh postif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk PT. Rajawali Nusindo.
Implikasi dari penelitian ini yaitu persepsi konsumen merupakan salah satu
variabel prediktor terhadap keputusan pembelian khususnya pada keputusan
pembelian konsumen pada produk perusahaan PT.Rajawali Nusindo di Manado dan
sekitarnya. Bahkan dalam model penelitian ini persepsi konsumen merupakan
variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
konsumen.
4. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk PT. Rajawali Nusindo. Implikasi dari penelitian
ini yaitu sikap konsumen merupakan variabel paling dominan terhadap keputusan
pembelian khususnya pada keputusan pembelian konsumen produk PT.Rajawali
Nusindo cabang Manado dan sekitarnya.
|
3.
|
Analisis Perilaku Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian
Sayur Organik
CV Golden Leaf Farm Bali
|
Jurnal
Manajemen Agribisnis Volume 2, No. 1, Mei 2014
|
IM.Pasek Suardika, I GAA.Ambarawati
1),IP. Sukaatmadja
2) Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana,
Universitas Udayana
|
Peluang pasar pertanian organik di
Bali c
ukup potensial, baik untuk
memenuhi
kebutuhan rumah tangga,
supermarket, hotel maupun restoran dengan jumlah yang
banyak sekali di Pulau Bali.
Kondisi ini memberikan peluang bagi petani organik di
Bali, dengan berbagai keunggulan
komparatif yang dimiliki p
etani, antara lain: 1) masih
banyaknya sumberdaya lahan yang
masih dapat dikembangkan menjadi pertanian
organik, 2) Teknologi untuk
mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti
pembuatan pupuk organik padat,
cair, pestisida hayati,
nabati, dan
lain-lainya, 3) Jarak
angkut dari produsen ke konsumen
relatif dekat.
|
Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model persamaan
strukt
ural (Structural Equation Modeling
–
SEM) berbasis variance atau
Component
based SEM, yang terkenal disebut
Partial Least Square
(PLS)
Visual version
1.04bl
|
1.
Faktor psikologis yang terdiri
atas
:
motivasi, pembelajaran, dan sik
ap
berpengaruh positif dan sangat
nyata terhadap keputusan pembelian sayur
organik CV Golden Leaf Farm Bali,
tetapi persepsi tidak berpengaruh nyata
terhadap keputusan pembelian sayur
organik CV Golden Leaf Farm Bali.
2.
Faktor bauran pemasaran produk
berpeng
aruh positif dan sangat nyata
terhadap
keputusan pembelian sayur organik
CV Golden Leaf Farm Bali, tetapi harga
berpengaruh negatif namun sangat
nyata terhadap keputusan pembelian sayur
organik CV Golden Leaf farm Bali.
3.
Faktor promosi dan lokasi berpenga
ruh positif namun tidak
berpengaruh nyata
terhadap keputusan pembelian sayur
organik CV Golden Leaf Farm Bali
.
|
DAFTAR
PUSTAKA
http://eprints.mdp.ac.id/747/1/jurnal%202009200041%20wanda%20getrycia.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar