A. EJAAN
Ejaan adalah penggambaran bunyi
bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang
distandardisasikan.
Ejaan biasanya memiliki tiga aspek
yaitu:
1. Aspek fonologis yang menyangkut
penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad.
2. Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis.
2. Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis.
3. Aspek sintaksis yang menyangkut
penanda ujaran berupa tanda baca.
B. DIKSI
Diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
TUGAS:
1. Ambillah sebuah artikel dari media massa cetak atau media
masa lainnya.
2. Carilah kesalahan ejaan dan diksinya.
Di bawah ini terdapat artikel yang menurut saya memiliki ejaan dan diksi yang salah.
Subsidi BBM Ratusan Triliun Jebol, Ini Alasan Pemerintah
Jakarta -Kuota atau jatah BBM subsidi tahun ini sebesar 44,04 juta kiloliter (KL) atau sekitar Rp 219 triliun kembali jebol untuk kedua kalinya. Saat ini pemerintah mengajukan tambahan kuota BBM subsidi sebesar 1,2 juta KL. Ini alasan pemerintah.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Rudi
Rubiandini mengatakan, kembali jebolnya
kuota BBM
subsidi adalah karena upaya-upaya penghematan konsumsi tidak berjalan sebagai
mana mestinya.
"Awalnya dulu pertama kali menghitung kuota BBM subsidi kita desain
45,26 juta KL. tTetapi setelah rapat dengan kementerian, kita hanya meminta
44,04 juta KL (ke DPR)," kata Rudi usai menghadiri acara diskusi BP Migas
ke SKSP Migas: Dampak, Tindakan dan Langkah ke Depan, Gedung Binasentra,
Bidakara, Jakarta, Kamis (29/11/2012).
Dikatakan Rudi, namun setelah disepakati 44,04 juta
KL, di Kementerian Keuangan hanya menyiapkan
uang cuma sampai 43,5 juta KL.
"Itu kan yang terjadi.
Oleh karena itu ketika situasi seperti ini, oke deh kejar
44,04 juta KL. Coba dikitir (pengurangan suplai jatah di SPBU),
masalahnya kalau tidak dikitir tanggal 22
Desember, BBM subsidi bakal habis,"
ucap Rudi.
Rudi membantah jika pemerintah sejak awal salah
dalam perhitungan jumlah kuota BBM subsidi. Karena dari dulu pemerintah memang
sudah meminta kuota BBM subsidi 45,26 juta KL.
"Tidak salah, karena kita dulunya
memang minta 45,26 juta KL. Sekarang kita coba minta jadi ke 44 juta KL dengan
catatan ada program penghematan dan konversi BBM ke BBG tidak
terlaksana dengan baik terutama program konversi ke BBG yang gagal,"
tambah Rudi.
Selain itu, kuota tambah jebol
lagi karena adanya pencurian BBM subsidi dan pembelokan
pendistribusian BBM subsidi dari depo tidak sampai ke SPBU.
"Ditambah lagi ada pencurian dan pembelokan yang kita tidak bisa prediksi," cetus Rudi.
Seperti diketahui, anggaran subsidi BBM di 2012
meningkat dari Rp 137 triliun menjadi Rp 219 triliun akibat adanya tambahan
kuota BBM subsidi dari 40 juta KL menjadi 4,4 juta KL. Tapi ternyata jatah
tersebut belum cukup dan pemerintah minta tambahan lagi
1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.
Dalam APBN-P 2012 disetujui anggaran subsidi energi
Rp 225 triliun, dengan rincian subsidi BBM Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp
65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun.
Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto
pernah mengatakan, subsidi BBM tidak tepat lagi. Harga seliter
BBM subsidi yang lebih murah dari 1 botol air mineral, sudah tidak masuk akal.
Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik)
yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya
untuk dibakar.
"Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut
dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya,
seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru,
meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan
memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu," paparnya.
Laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH
Migas) juga mengatakan, seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang
jumlahnya lumayan. Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang
diselundupkan di Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.
Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini
penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu
murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700
per liter.
Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM
subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak
walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh
makin lebarnya perbedaan harga antara BBM
subsidi dengan BBM non subsidi.
"Kita sudah tangkap
mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan
mereka," kata Jero.
No.
|
Kalimat / Kata yang salah
|
Perbaikan
|
1.
|
Jebol
|
Melampaui batas
|
2.
|
Kembali jebolnya kouta
|
Kembali lebihnya batas kuota
|
3.
|
Awalnya dulu pertama kali
|
Pertama kali
|
4.
|
Gedung Binasentra
|
Di Gedung Binasentra
|
5.
|
Di Kementrian Keuangan
|
Kementrian Keuangan
|
6.
|
Cuma
|
Hanya
|
7.
|
Itu kan yang terjadi
|
Itu yang terjadi
|
8.
|
Oke deh kejar 44,04 juta KL
|
Akan diusahakan hingga
|
9.
|
Dikitir
|
Dikurangi
|
10.
|
Bakal
|
Akan
|
11.
|
Tidak salah, karena kita
dulunya memang minta 45,26 juta KL, sekarang kita coba minta jadi 44 juta KL
dengan catatan yang ada…..
|
Tidak salah, karena kita dulu
memang meminta 45,26 juta KL, Sekarang kita coba menjadi 44 juta KL dengan
catatan ada…...
|
12.
|
Pembelokan
|
Pengalihan
|
13.
|
Cetus
|
Ungkap
|
14.
|
Dan pemerintah minta tambahan
lagi 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun
|
Dan pemerintah meminta tambahan
1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun
|
15.
|
Seliter
|
Satu liter
|
16.
|
Geliat
|
Perkembangan
|
17.
|
Ya yang menikmati kita-kita
ini (pengusaha) dan orang mampu.
|
Yang menikmati hanya pengusaha
dan orang mampu
|
18.
|
Membekingi
|
Membantu
|
19.
|
Lebarnya
|
Besarnya
|
20.
|
Tangkap
|
Menangkap
|
Sumber
: http://finance.detik.com/read/2012/11/29/124522/2104863/1034/subsidi-bbm-ratusan-triliun-jebol-ini-alasan-pemerintah